Sabtu, 26 Desember 2009 | 18:34 WIB
SLEMAN, KOMPAS.com - Rancangan undang-undang Gerakan Pramuka yang menurut rencana disahkan tahun 2010, sangat dinanti insan pramuka. Sebab, UU tersebut akan memuat dua hal yang diperlukan untuk mengembangkan pramuka, yakni perlunya pramuka menjadi ekstrakurikuler wajib di sekolah dan sertifikasi bagi pembina pramuka.
Andalan Cabang urusan Bina Muda Pramuka Kwartir Cabang Kota Yogyakarta, Ganis mengatakan, ilmu kepramukaan, ibaratnya hanya didapat para pelajar sampai bangku SMP. Ketika menginjak SMA, ilmu kepramukaan setengah berhenti karena hanya sebagian SMA/SMK yang memasukkan pramuka menjadi ekstrakurikuler.
"Itupun ekstrakurikuler pilihan. Memang, dari ratusan lebih SMA/SMK se-DIY, yang mempunyai ekstrakurikuler pramuka sudah 90 persen. Namun pramuka kurang diminati dan tidak ngetren. Ini hal yang mencemaskan," ujar Ganis, di sela-sela acara Pengembaraan Desember Tradisional XXXVIII Tahun 2009, Sabtu (27/12/2009).
Menanamkan ilmu kepramukaan, diakui Ganis yang juga pelatih pramuka ini, memang tidak mudah. Belum tentu seseorang yang mengurusi ekstrakurikuler pramuka di sekolah dikatakan memenuhi syarat. Kondisi ini, tentu saja berimbas ke materi dan cara pengajaran kepada siswa. Padahal keduanya hal penting supaya pramuka dianggap menarik.
Beranjak dari hal itulah, diperlukan pengujian kemampuan para Pembina pramuka, dan dirupakan dalam sertifikat. Idealnya ya seperti proses sertifikasi guru. Maka dari itu kami berharap rancangan UU Gerakan Pramuka bisa disahkan tahun depan. UU itu akan menjadi gebrakan baru, katanya.
Esensi dari pramuka, menurut Ganis, adalah menuju pengayaan budi pekerti. Pramuka tak semata mengajarkan ilmu tali-temali dan cara mendirikan kemah. Ilmu sebenarnya adalah bagaimana manusia saling bekerja sama, memahami, dan beritikad baik.
Sulaiman, pramuka siswa SMAN 8 Yogyakarta mengatakan, pramuka memang bukan ekstrakurikuler menarik bagi sebagian siswa SMA. "Sebenarnya, pramuka menarik kok dan sayang jika di SMA hanya menjadi ekstrakurikuler pilihan. Mestinya bisa menjadi ekstrakurikuler wajib. Nah, sekolah mesti bergerak pertama, yakni mencari cara agar pramuka bisa membuat siswa tertarik," ucap Sulaiman.
Pengembaraan Desember, acara dari Kwarcab Kota Yogyakarta yang digelar 26-30 Desember ini, adalah gelaran ke-38. Koswala Mahayana, Ketua Dewan Kerja Kwarcab Kota Yogyakarta, menjelaskan, rute perjalanan 700-an peserta acara kali ini, yakni pramuka penegak (SMA/SMK) dan pandega (perguruan tinggi), selalu berganti. Untuk tahun 2009 yang dipilih adalah rute Tentara Palajar Brigade 17, yakni Demakijo-Minggir-Seyegan-Ngaglik-Timoho.
Kamis, 21 Januari 2010
Rabu, 20 Januari 2010
Langganan:
Postingan (Atom)